Total Pageviews

May 10, 2012

Balada Menggantung Skripsi


Tulisan ini berawal dari ketika aku melihat status salah satu kawanku di akun Facebook miliknya. Ia mengatakan bahwasanya “untung saja skripsi gag bisa ngomong, kalo bisa ngomong, pasti dia akan protes dan menuntut karena sudah digantung berhari-hari “tak disentuh sama sekali”.

Kira-kira begitulah inti dari status di akun FB-nya. Dari situ jadi sadar diri, beberapa waktu lalu juga sempat “menggantung” si skripsi. Pernahkah kita sejenak merenung mengenai etika kita ataupun sikap kita terhadap apa saja yang telah kita lakukan terhadap tugas-tugas ataupun pekerjaan yang ada di depan kita. Utamanya di sini adalah tugas akhir atau skripsi kita. Memang keadaannya sangatlah berbeda dengan ujian nasional. Kalau ujian nasional ada patokan nilai dan waktu yang mengejar kita. Jika kita tak mengikuti ujian pada waktu yang ditentukan, ya sudah…kata TIDAK LULUS pastilah akan ada dihadapan kita.

Bedanya dengan skripsi, kita bisa mengerjakannya sesuka kita, semaunya kita, seluang waktu kita, dan bisa sesuaikan dengan target yan mungkin telah kita rencanakan sebelumnya. Namun, namanya juga manusia. Kadang target yang sudah direncanakan dengan sangat indah harus sedikit atau bahkan malah 180 derajat berubah, karena memang begitu banyaknya godaan yang melingkupi kita. Berbagai macam alasan kemudian datang sebagai sebab “menggantung” skripsi. Susah ketemu dosenlah, buku referensi yang gag nemu-nemu juga, kepikiran ganti judul, atau malah sempet mikir ngapain cepet2 nyelesain skripsi, lagian mau ngapain to habis lulus?? Itulah kira2 beberapa alasan yang kemudian menjadi awal digantungkannya skripsi.

Tak ingatkah ketika awal membuat proposal pengajuan skripsi atau perjuangan yang begitu menggebu memformulasikan judul untuk skripsi kita??? Direwangi nyari buku referensi kesana kemari, direwangi baca buku sampai lewat tengah malam, direwangi diskusi dengan beberapa orang, eh…giliran uda sampai tengah jalan di anggurin gitu aja, digantung, ditelantarkan. Tak ingatkah juga jika ada orang diluar sana sedang menunggu skripsi kita kelar; ayah, ibu, adek, kakak, juga bagi calon mahasiswa yang ingin mendaftarkan diri mereka di jurusan yang kita ambil juga. Mari sejenak merenungkannya.

Kalau saja skripsi itu bisa ngomong, pasti dia akan berontak. Betapa sabarnya ia, kadang tanpa berpikir ngomel-ngomel sama si skripsi, “kamu tuh bikin aku pusing! Dah tak kerjain sampai begadang2 tiap hari masih saja di revisi terus!” Dan tak lama kemudian si skripsi udah dilempar begitu aja ke pojok kamar. Dan dia pun masih begitu sabar menunggu “disentuh” untuk direvisi kembali.

Skripsi tak pernah mengeluh, protes atau menuntut ketika “digantung”. Bahkan ketika tak diteruskan pun atau ganti judul pun ia menerima dengan sangat ikhlas. Maka bagi temen2 yang sedang menempuh skripsi, mari terusi dengan tekun apa yang sudah kita mulai. Perlakukan skripsi yang telah kita ambil dengan perlakuan yang layak. Bagaimana pun juga kita harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah kita pilih. Ayo semangat dan tekun menyelesaikan tugas akhir kita. Apa pun yang kemudian menghambat jalan kita, hadapilah dengan ikhlas dan sabar. Bagaimanapun juga itulah bagian dari perjalanan hidup kita. Sekali lagi selamat menyelesaikan tugas akhir sesuai dengan target yang telah direncanakan. ^_^

4 comments: