Disadari atau
tidak, dari hal yang paling kecil pun kita sudah berorganisasi. Sebagai contoh,
dalam unit terkecil kehidupan, di tingkatan keluarga, ada ayah, ibu dan anak
yang saling berinterkasi, bekerjasama, dan berkomunikasi untuk saling membantu
dan mengisi kekurangan. Bisa dibayangkan jika satu sama lain (keluarga) tidak
bekerjasama dan berkomunikasi, apa jadinya keluarga tersebut. Si ayah berjalan
sendiri tanpa menghiraukan si anak atau si ibu. Dan tentunya ketika mereka
memtuskan untuk berkeluarga ada sebuah visi dan misi bersama yang ingin dicapai.
Karena itulah satu sama lain saling berinteraksi dan berkomunikasi untuk
bersama-sama mewujudkan visi dan misi untuk diwujudkan bersama. Bahkan sel-sel saraf
di badan kita pun berorganisasi untuk menyelaraskan gerak badan kita,
bekerjasama dalam mengkoordinasi respon tubuh terhadap rangsang yang berasal
dari lingkungan sekitar kita. Jadi organisasi sangat erat hubungannya dengan
kehidupan kita sehari-hari.
Berbicara
masalah penting atau tidaknya berorganisasi adalah penting. Di setiap sendi
kehidupan kita selalu bersinggungan dengan organisasi. Tak terkecuali dengan
kehidupan seorang mahasiswa. Secara tidak sadar, setiap harinya kita telah
berorganisasi. Mengerjakan tugas kuliah secara bersama-sama, atau bahkan
kegiatan mencontek ketika ulangan pun butuh kerjasama. Namun hal tersebut
bukanlah bentuk kerjasama yang berorientasi pada kebaikan. Atau yang lebih riil
lagi, secara sadar mengikuti unit kegiatan mahasiswa yang ada di tataran
kampus. Di dalamnya seseorang dapat belajar bagaimana bekerjasama, berkomunikasi
serta berkoordinasi dengan berbagai macam orang dengan cara berpikir yang
berbeda-beda dan latar belakang budaya serta kehidupan yang berbeda pula.
Ketika sudah terbiasa dengan hal-hal semacam itu, keuntungan yang akan
diperoleh adalah kemudahan dalam beradaptasi dan bergaul dengan orang-orang
baru di sekitar kita. Selain itu kita akan dengan mudah memahami karakter orang
dengan berbagai dinamikanya. Belajar mengontrol emosi pun sebenarnya bisa
dilatih dengan ikut berorganisasi. Karena memang hakekat tujuan berorganisasi
adalah bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati
bersama dengan memanfatkan dan memaksimalkan potensi dari masing-masing orang
yang ada di dalamnya (organisasi).
Ada
banyak pengertian mengenai organisasi yang dikemukakan oleh para ahli. Salah
satu di antaranya menurut James D. Mooney “Organisasi
adalah sebagai bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu
tujuan bersama”. Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai
organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat
atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber
daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan) , sarana-parasarana, data, dan
lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi. Organisasi sekecil apapun pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Berbicara tentang manajemen, ada banyak sekali rumusan atau
definisi tentang manajemen yang sampai sekarang belum ada kesepakatan antara
para ahli. Disini dapat dikemukakan dua rumusan sederhana, yaitu:
1. Marry Barken Follet
Manajemen adalah seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini ada, di mana dalam kenyataannya
bahwa seorang manajer (pemimpin) dalam usaha mencapai tujuannya dengan
rangkaian berbagai cara yang kemudian dilaksanakan oleh orang-orang yang berada
di bawah bimbingannya.
2. DR. Winardi
Manajemen adalah merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari
aktivitas perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya
organisasi (manusia dan alam).
Dari rumusan di atas, maka dapat kita pahami bahwa:
·
Manajemen adalah merupakan suatu
proses untuk mencapai tujuan.
·
Manajemen adalah merupakan tindakan
seni.
· Manajemen
mempunyai unsur-unsur yang sering disebut dengan fungsi manajemen, yaitu
Penganalisisan, Perencanaan, Pengorganisasian , Menggerakkan, Pengawasan dan
Pengevaluasian (Analyzing, Planning, Organizing , Actuating, Controlling,
Evaluating; APOACE).
Pada dasarnya fungsi manajemen
ini adalah merupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipecah-pecahkan, baik
dakam action-nya atau operational-nya maupun dalam cara memahaminya.
1.
Analyzing (Analisis)
Proses awal dalam organisasi yaitu
adalah menganalisis kebutuhan. Hal ini berfungsi untuk menganalisis dan melihat
seberapa kekuatan personel atau sumber daya manusia untuk mewujudkan apa yang
memang dibutuhkan dan tentunya disesuaikan dengan kekuatan.
2.
Planning (Perencanaan)
Perencanaan
(Planning) yaitu menentukan terlebih dahulu serangkaian tindakan untuk mencapai
tindakan yang diinginkan (Louis A. Allen)
Jadi
perencanaan adalah merupakan keputusan yang diambil di muka dengan disertai
keputusan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, kapan, bagaimana, dsb.
Oleh karena itu menurut BESHLINE, setiap pertanyaann harus memberikan jawaban
atas pertanyaan
5W + 1H, yaitu:
Ø What
(apa) : menayngkut
tentang tujuan
Ø Why (mengapa) :
menjelaskan mengenai pemilihan tujuan
Ø When
(kapan) :
menjelaskan tentang waktu
Ø Where (di mana) :
menjelaskan tentang tempat
Ø Who
(siapa) : menjelaskan pelaksanaannya
Ø How (bagaimana) :
menjelaskan teknis/cara pencapaian tujuan
3.
Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah menentukan dan
mengelompokkan berbagai kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan,
memberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab serta mengatur hubungan
koordinasi antara setiap personalia/pelaksana.
Hasil dari pengorganisasian ini adalah
organisasi baik dalam arti statis maupun dinamis. Organisasi
dalam arti statis adalah lembaga/wadahnya, dan organisasi dalam arti dinamis
adalah mekanisme atau tata kerja yang hidup dalam organisasi.
Kegiatan
pengorganisasian meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Penentuan tujuan
dengan jelas
b.
Departemenisasi (
pengelompokan pekerjaan)
Yaitu membuat kelompok-kelompok pekerjaan yang sejenis
atas alasan tertentu.
c.
Pembagian kerja
Yaitu
mendistribusikan pekerjaan yang dipecah-pecah menjadi kecil-kecil sehingga
mudah dikerjakan oleh setiap orang kepada personalia yang ada.
d.
Pelimpahan wewenang
Yaitu
mendistribusikan wewenang kepada personalia yang diberikan tugas. Tanpa adanya
pelimpahan wewenang ini, maka bawahan/pelaksana akan mengalami kesulitan dalam
menjalankan tugasnya dengan baik.
e.
Rentangan Kontrol
Yaitu
menciptakan hierarki organisasi yang realistis dan efektif sehingga semua
aktivitas dapat dipantau oleh atasan dengan baik.
f.
Kesatuan Perintah
Yaitu
seorang bawahan/pelaksana hanya mempunyai satu alasan darimana ia diperintah
dan kepadanya ia memberikan pertanggungjawaban.
g.
Koordinasi
Yaitu
usaha mengerahkan dan menciptakan keselarasn pada semua aktivitas yang
dilaksanakan sehingga dapat menunjang pada pencapaian tujuan.
4.
Actuating (Menggerakkan)
Adalah usaha menggerakkan anggota
organisasi agar mau bertindak dan bekerja sama dalam mencapai tujuan
organisasi. Dalam manajemen unsure/fungsi ini adalah fungsi yang strategis dan kompleks
karena fungsi ini adalah merupakan aktivitas yang secara langsung berhubungan
dengan orang per orang; yaitu usaha untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia
untuk suka rela atau terpaksa untuk mencapai tujuan organisasi.
5.
Controlling (Pengawasan)
Adalah serangkaian
aktivitas pengawasan guna menjamin tercapainya tujuan sebagaimana yang
direncanakan. Jadi maksud adanya pengawasan ini adalah untuk menjamin bahwa
kegiatan-kegiatan yang telah dipolakan dalam rencana akan dilaksanakan
sebagaimana mestinya sesuai dengan rencana, dan apabila trejadi penyimpangan
maka melalui mekanisme pengawsan ini akan dapat dicari jalan keluarnya yang
tidak mengakibatkan lepasnya tujuan semula.
Secara
geris besarnya, pengawasan ada 2 macam:
·
Pengawasan Preventif
Yaitu pengawasan yang
dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan atau kesalahan.
·
Pengawasan Represif
Yaitu pengawasan yang
dilakukan setelah terjadinya penyimpangan atau kesalahan. Pengawasan ini kurang
efektif dan banyak pemborosan.
6.
Evaluating (Pengevaluasian)
Fungsi
evaluasi dibutuhkan untuk menentukan tercapai atau tidaknya tujuan organisasi.
Dari tahap analyzing hingga controlling dilihat kembali secara
bersama-sama untuk merefleksi kembali apakah proses dan tindakan yang dilakukan
sudahkah maksimal atau belum untuk mewujudkan tujuan yang sudah direncanakan
sebelumnya. Maka dari itu perlu adanya evaluasi di setiap akhir suatu kegiatan
sekecil apapun kegiatan itu. Agar kesalahan yang ada selama proses dalam rangka
mewujudkan tujuan yang telah disepakati tidak terulang.
Dari
beberapa ulasan dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya manajemen
organisasi adalah suatu proses yang
khas yang terdiri dari aktivitas menganalisa, merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan , mengawasi dan mengevaluasi guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya organisasi (manusia dan alam).
Jangan pernah percaya
pada materi yang saya sampaikan sebelum anda semua mempraktekkan langsung,
bersinggungan bahkan bergelut dengan yang namanya ORGANISASI.
Pesan
saya amalkan sesedikit atau sekecil apapun ilmu yang anda dapat hari ini,
karena hal tersebut akan awet dan terkenang dalam hidup anda sekalian. Dan
dengannyalah akan menjadi orang yang tidak biasa tapi menjadi orang yang luar
biasa.
SELAMAT BERORGANISASI.
Referensi
:
Jonassen, Jan.
R. 2009. Motivasi Kepemimpinan.
Yogyakarta: Siklus.
teknikkepemimpinan.blogspot.com