Total Pageviews

April 04, 2012

Selayang Pandang yang Melayang-layang dan Kemudian Menghilang


Sampai dengan tahun 2006 impianku masih konsisten menjadi seorang pendidik, tapi jelas belum spesifik bidang apa, apakah SD, SMP, atau yang lainnya. Setelah peristiwa gempa 27 Mei 2006 yang sangat mengguncang bumi dan juga jiwa itu, berhasil sedikit mengubah impianku. Dari yang awalnya hanya ingin menjadi seorang pendidik berubah ingin menjadi penulis. Hmm…efek dari trauma healing lewat menulis yang pernah ku dapatkan nampaknya. Satu lagi hal sepele yang kemudian tidak tercapai adalah menjadi bantara. Hehe… males ikut tes bantara, mengakibatkan tidak lolos. Yo jelas, lagi pula waktu itu males banget liat pembinanya, galaknya minta ampun, baru denger suaranya aja uda alergi.

Pasca gempa 2006 itu, banyak mengubah hidupku, dari yang awalnya nge-kos jadi laju alias pulang pergi tiap hari. Sungguh melelahkan sekali. Memasuki tahun 2008 impianku kembali bertambah, ingin menjadi seorang pendidik, tapi kali ini sudah spesifik yaitu ingin menjadi Guru Kimia, padahal semenjak kelas 1 SMA ikut tim Olimpiade Fisika, tapi anehnya kenapa malah jatuh cinta pada Kimia. Hmm…aneh. Mungkin karena aku selalu merasakan sensasi yang begitu asik ketika mengutak-utik rumus-rumus kimia yang ada di depanku. Seperti orang yang autis jika sudah berhadapan dengan yang namanya rumusnya kimia. Sampai akhirnya keinginan itu terbawa setelah lulus SMA, sengaja mendaftarkan diri di jurusan pendidikan kimia, Kimia murni, bahkan sempat ingin mendaftarkan diri ke tehnik nuklir dan jurusan-jurusan yang berbau kimia lainnya. Tapi kenyataan berkata lain, keinginan yang kuat tak cukup. Tak satu pun yang lolos. Ya sudah, waktu itu sudah pasrah saja pada keadaan. Akhirnya nasib membawaku kepada jurusan pendidikan Bahasa Inggris. 

Tak mudah rasanya melupakan sesuatu hal yang kita cintai. Begitupun halnya dengan impianku menjadi guru kimia. Sampai semester 2 aku masih berkeinginan menjadi guru kimia. Baru pada saat semester 3, realistis bahwasanya apa yang memang sudah menjadi pilihan ya harus di seriusi. Dan akhirnya saat itu aku memiliki keinginan untuk menjadi seorang Guru Bahasa  Inggris. Bismillah…

Di saat kuliah pun ada banyaaaakkkk sekali impian yang kuinginkan, beberapa ada yang tercapai selebihnya hanya melayang-layang di pikiran dan kemudian menguap dan menghilang. Awal kuliah aku pengen banget ikut UKM jurnalistik, pengen ngrasain buru berita dan yang jelas pengen bisa menulis yang tentunya tulisan yang berbobot. Dan akhirnya impian itu terwujud, aku bergabung dengan UKM POROS. Walaupun hanya 1 tahun bergabung, tapi cukup memberikan pengalaman yang berharga bagiku. Memberikan pengalaman bagaimana menyusun sebuah berita, wawancara dengan orang-orang yang memiliki kedudukan penting dsb. Jadi doyan diskusi gara2 poros juga. 

Next impianku adalah ikut UKM karate. Keinginan ini ada saat semester 2 kalo tidak salah. Tapi karena alasan waktu yang kemudian memaksaku untuk tak bergabung. Maklum saja, awal kuliah aku mengikuti 3 organisasi sekaligus. UKM POROS, IMM, dan HMPS, yang kesemuanya begitu menyita waktu. Belum lagi tugas kuliah yang begitu banyak. Tapi waktu itu kunikmati dengan hati yang gembira dan ikhlas tentunya.

Ada keinginan yang lebih ekstrem lagi. Aku ingin jadi master ilmu tajwid. Dan sampai sekarang masih dalam proses, dan semoga istiqomah untuk mendalaminya dan semoga mampu untuk mengajarkannya. Amin Ya Allah.

Keinginan yang lebih, dan lebih ekstrim lagi adalah ingin kuliah di Hubungan Internasional atau kalo gag Ilmu Komunikasi. Keinginan itu terbersit saat semester 5 kemarin. Tapi mungkin hanya sebatas impian saja, karena memang tak pernah tak seriusi. Haha….
Ada satu hal lagi impian yang kupikir menggelikan yang pernah kumiliki. Pengen punya suami Diplomat. Entahlah, mungkin masih mungkin diwujudkan jika aku jadi kuliah di Hubungan Internasional, tapi sepertinya itu hanyalah impian yang memang hanya sebatas mimpi saja. Pasrah saja pada apa yang ada di hadapan saja. Ini impianku yang pernah terlintas saat aku duduk di semester 7. Jadi belum lama.

Impian terakhir yang ku miliki dan masih hangat di pikiranku adalah, ingin bisa mendirikan sekolah gratis untuk orang-orang yang tak mampu. Mengingat aku adalah calon pendidik bangsa, aku ingin mengajak kawan-kaan calon pendidik bangsa untuk bisa mewujudkannya. Ada sebuag grand design yang bertahta diotak ini. Semoga ada jalan untuk mewujudkannya, suatu hari nanti.
Baiklah itulah impian-impianku yang telah lalu dan mungkin masih banyak mimpi-mimpi lainnya yang sedang kupikirkan. Seandainya jika mimpi itu tak terwujud, minimalnya kita pernah memiliki mimpi yang begitu indah dan mulia. Terwujud atau tidaknya, terantung dari usaha kita. Semoga mimpi-mimpi kita menjadi nyata dan tak hanya melayang-layang di pikiran yang pada akhirnya menghilang.

No comments:

Post a Comment