Sampai dengan tahun 2006 impianku masih
konsisten menjadi seorang pendidik, tapi jelas belum spesifik bidang apa, apakah
SD, SMP, atau yang lainnya. Setelah peristiwa gempa 27 Mei 2006 yang sangat
mengguncang bumi dan juga jiwa itu, berhasil sedikit mengubah impianku. Dari
yang awalnya hanya ingin menjadi seorang pendidik berubah ingin menjadi penulis.
Hmm…efek dari trauma healing lewat menulis yang pernah ku dapatkan nampaknya.
Satu lagi hal sepele yang kemudian tidak tercapai adalah menjadi bantara. Hehe… males ikut tes bantara,
mengakibatkan tidak lolos. Yo jelas, lagi pula waktu itu males banget liat
pembinanya, galaknya minta ampun, baru denger suaranya aja uda alergi.
Pasca gempa 2006 itu, banyak mengubah
hidupku, dari yang awalnya nge-kos jadi laju alias pulang pergi tiap hari.
Sungguh melelahkan sekali. Memasuki tahun 2008 impianku kembali bertambah,
ingin menjadi seorang pendidik, tapi kali ini sudah spesifik yaitu ingin
menjadi Guru Kimia, padahal semenjak
kelas 1 SMA ikut tim Olimpiade Fisika, tapi anehnya kenapa malah jatuh cinta
pada Kimia. Hmm…aneh. Mungkin karena aku selalu merasakan sensasi yang begitu
asik ketika mengutak-utik rumus-rumus kimia yang ada di depanku. Seperti orang
yang autis jika sudah berhadapan dengan yang namanya rumusnya kimia. Sampai
akhirnya keinginan itu terbawa setelah lulus SMA, sengaja mendaftarkan diri di
jurusan pendidikan kimia, Kimia murni, bahkan sempat ingin mendaftarkan diri ke
tehnik nuklir dan jurusan-jurusan yang berbau kimia lainnya. Tapi kenyataan
berkata lain, keinginan yang kuat tak cukup. Tak satu pun yang lolos. Ya sudah,
waktu itu sudah pasrah saja pada keadaan. Akhirnya nasib membawaku kepada
jurusan pendidikan Bahasa Inggris.
Tak mudah rasanya melupakan sesuatu hal yang
kita cintai. Begitupun halnya dengan impianku menjadi guru kimia. Sampai
semester 2 aku masih berkeinginan menjadi guru kimia. Baru pada saat semester
3, realistis bahwasanya apa yang memang sudah menjadi pilihan ya harus di
seriusi. Dan akhirnya saat itu aku memiliki keinginan untuk menjadi seorang Guru
Bahasa Inggris. Bismillah…
Di saat kuliah pun ada banyaaaakkkk sekali
impian yang kuinginkan, beberapa ada yang tercapai selebihnya hanya
melayang-layang di pikiran dan kemudian menguap dan menghilang. Awal kuliah aku
pengen banget ikut UKM jurnalistik, pengen ngrasain buru
berita dan yang jelas pengen bisa menulis yang tentunya tulisan yang berbobot.
Dan akhirnya impian itu terwujud, aku bergabung dengan UKM POROS. Walaupun
hanya 1 tahun bergabung, tapi cukup memberikan pengalaman yang berharga bagiku.
Memberikan pengalaman bagaimana menyusun sebuah berita, wawancara dengan
orang-orang yang memiliki kedudukan penting dsb. Jadi doyan diskusi gara2 poros
juga.
Next impianku adalah ikut UKM karate.
Keinginan ini ada saat semester 2 kalo tidak salah. Tapi karena alasan waktu
yang kemudian memaksaku untuk tak bergabung. Maklum saja, awal kuliah aku
mengikuti 3 organisasi sekaligus. UKM POROS, IMM, dan HMPS, yang kesemuanya
begitu menyita waktu. Belum lagi tugas kuliah yang begitu banyak. Tapi waktu
itu kunikmati dengan hati yang gembira dan ikhlas tentunya.
Ada keinginan yang lebih ekstrem lagi. Aku
ingin jadi master ilmu tajwid. Dan sampai sekarang masih dalam proses, dan semoga
istiqomah untuk mendalaminya dan semoga mampu untuk mengajarkannya. Amin Ya
Allah.
Keinginan yang lebih, dan lebih ekstrim lagi
adalah ingin kuliah di Hubungan Internasional atau kalo gag
Ilmu
Komunikasi. Keinginan itu terbersit saat semester 5 kemarin. Tapi
mungkin hanya sebatas impian saja, karena memang tak pernah tak seriusi. Haha….
Ada satu hal lagi impian yang kupikir
menggelikan yang pernah kumiliki. Pengen punya suami Diplomat. Entahlah,
mungkin masih mungkin diwujudkan jika aku jadi kuliah di Hubungan
Internasional, tapi sepertinya itu hanyalah impian yang memang hanya sebatas
mimpi saja. Pasrah saja pada apa yang ada di hadapan saja. Ini impianku yang
pernah terlintas saat aku duduk di semester 7. Jadi belum lama.
Impian terakhir yang ku miliki dan masih
hangat di pikiranku adalah, ingin bisa mendirikan sekolah gratis untuk
orang-orang yang tak mampu. Mengingat aku adalah calon pendidik bangsa, aku
ingin mengajak kawan-kaan calon pendidik bangsa untuk bisa mewujudkannya. Ada sebuag
grand design yang bertahta diotak ini. Semoga ada jalan untuk mewujudkannya,
suatu hari nanti.
Baiklah itulah impian-impianku yang telah
lalu dan mungkin masih banyak mimpi-mimpi lainnya yang sedang kupikirkan.
Seandainya jika mimpi itu tak terwujud, minimalnya kita pernah memiliki mimpi
yang begitu indah dan mulia. Terwujud atau tidaknya, terantung dari usaha kita.
Semoga mimpi-mimpi kita menjadi nyata dan tak hanya melayang-layang di pikiran
yang pada akhirnya menghilang.
No comments:
Post a Comment