Total Pageviews

May 28, 2012

Manajemen Organisasi

         Saat mendengar kata organisasi, kebanyakan dari kita akan langsung membayangkan sebuah instansi dengan segala kerumitan administrasi dan aturan-aturannya, atau bagi kalangan mahasiswa akan terbayangkan dengan kegiatan mahasiswa yang kerjaannya rapat di kampus atau bahkan ada yang membayangkan mahasiswa yang selalu telat masuk kuliah karena ada urusan organisasi dan sering dianggap sok sibuk. Jika muncul bayangan seperti itu, tidak salah memang, namun yang perlu ditekankan dan dipahami lebih mendalam adalah bukan sebatas itu gambaran sebuah organisasi itu. Hal tersebut bisa kemudian melintas di pikiran orang pada umumnya karena memang selama ini image organisasi memang seperti itulah adanya. Yang lebih penting di dalam sebuah organisasi ada yang namanya kerjasama, komunikasi dua arah yang efektif antara satu orang dengan yang lainnya yang ada di dalamnya (organisasi).
Disadari atau tidak, dari hal yang paling kecil pun kita sudah berorganisasi. Sebagai contoh, dalam unit terkecil kehidupan, di tingkatan keluarga, ada ayah, ibu dan anak yang saling berinterkasi, bekerjasama, dan berkomunikasi untuk saling membantu dan mengisi kekurangan. Bisa dibayangkan jika satu sama lain (keluarga) tidak bekerjasama dan berkomunikasi, apa jadinya keluarga tersebut. Si ayah berjalan sendiri tanpa menghiraukan si anak atau si ibu. Dan tentunya ketika mereka memtuskan untuk berkeluarga ada sebuah visi dan misi bersama yang ingin dicapai. Karena itulah satu sama lain saling berinteraksi dan berkomunikasi untuk bersama-sama mewujudkan visi dan misi untuk diwujudkan bersama. Bahkan sel-sel saraf di badan kita pun berorganisasi untuk menyelaraskan gerak badan kita, bekerjasama dalam mengkoordinasi respon tubuh terhadap rangsang yang berasal dari lingkungan sekitar kita. Jadi organisasi sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari.
Berbicara masalah penting atau tidaknya berorganisasi adalah penting. Di setiap sendi kehidupan kita selalu bersinggungan dengan organisasi. Tak terkecuali dengan kehidupan seorang mahasiswa. Secara tidak sadar, setiap harinya kita telah berorganisasi. Mengerjakan tugas kuliah secara bersama-sama, atau bahkan kegiatan mencontek ketika ulangan pun butuh kerjasama. Namun hal tersebut bukanlah bentuk kerjasama yang berorientasi pada kebaikan. Atau yang lebih riil lagi, secara sadar mengikuti unit kegiatan mahasiswa yang ada di tataran kampus. Di dalamnya seseorang dapat belajar bagaimana bekerjasama, berkomunikasi serta berkoordinasi dengan berbagai macam orang dengan cara berpikir yang berbeda-beda dan latar belakang budaya serta kehidupan yang berbeda pula. Ketika sudah terbiasa dengan hal-hal semacam itu, keuntungan yang akan diperoleh adalah kemudahan dalam beradaptasi dan bergaul dengan orang-orang baru di sekitar kita. Selain itu kita akan dengan mudah memahami karakter orang dengan berbagai dinamikanya. Belajar mengontrol emosi pun sebenarnya bisa dilatih dengan ikut berorganisasi. Karena memang hakekat tujuan berorganisasi adalah bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama dengan memanfatkan dan memaksimalkan potensi dari masing-masing orang yang ada di dalamnya (organisasi).
Ada banyak pengertian mengenai organisasi yang dikemukakan oleh para ahli. Salah satu di antaranya menurut James D. Mooney “Organisasi adalah sebagai bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan bersama”. Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan) , sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi sekecil apapun pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Berbicara tentang manajemen, ada banyak sekali rumusan atau definisi tentang manajemen yang sampai sekarang belum ada kesepakatan antara para ahli. Disini dapat dikemukakan dua rumusan sederhana, yaitu:
1.   Marry Barken Follet
Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini ada, di mana dalam kenyataannya bahwa seorang manajer (pemimpin) dalam usaha mencapai tujuannya dengan rangkaian berbagai cara yang kemudian dilaksanakan oleh orang-orang yang berada di bawah bimbingannya.
2.   DR. Winardi
Manajemen adalah merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari aktivitas perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya organisasi (manusia dan alam).
Dari rumusan di atas, maka dapat kita pahami bahwa:
·          Manajemen adalah merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.
·          Manajemen adalah merupakan tindakan seni.
·     Manajemen mempunyai unsur-unsur yang sering disebut dengan fungsi manajemen, yaitu Penganalisisan, Perencanaan, Pengorganisasian , Menggerakkan, Pengawasan dan Pengevaluasian (Analyzing, Planning, Organizing , Actuating, Controlling, Evaluating; APOACE).
Pada dasarnya fungsi manajemen ini adalah merupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipecah-pecahkan, baik dakam action-nya atau operational-nya maupun dalam cara memahaminya.
1.    Analyzing (Analisis)
Proses awal dalam organisasi yaitu adalah menganalisis kebutuhan. Hal ini berfungsi untuk menganalisis dan melihat seberapa kekuatan personel atau sumber daya manusia untuk mewujudkan apa yang memang dibutuhkan dan tentunya disesuaikan dengan kekuatan.
2.   Planning (Perencanaan)
Perencanaan (Planning) yaitu menentukan terlebih dahulu serangkaian tindakan untuk mencapai tindakan yang diinginkan (Louis A. Allen)
Jadi perencanaan adalah merupakan keputusan yang diambil di muka dengan disertai keputusan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, kapan, bagaimana, dsb. Oleh karena itu menurut BESHLINE, setiap pertanyaann harus memberikan jawaban atas pertanyaan
 5W + 1H, yaitu:
Ø What (apa)                  : menayngkut tentang tujuan
Ø Why (mengapa)           : menjelaskan mengenai pemilihan tujuan
Ø When (kapan)              : menjelaskan tentang waktu
Ø Where (di mana)         : menjelaskan tentang tempat
Ø Who (siapa)                 : menjelaskan pelaksanaannya
Ø How (bagaimana)        : menjelaskan teknis/cara pencapaian tujuan
3.   Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah menentukan dan mengelompokkan berbagai kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan, memberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab serta mengatur hubungan koordinasi antara setiap personalia/pelaksana.
Hasil dari pengorganisasian ini adalah organisasi baik dalam arti statis maupun dinamis. Organisasi dalam arti statis adalah lembaga/wadahnya, dan organisasi dalam arti dinamis adalah mekanisme atau tata kerja yang hidup dalam organisasi.


Kegiatan pengorganisasian meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a.   Penentuan tujuan dengan jelas
b.   Departemenisasi ( pengelompokan pekerjaan)
Yaitu membuat kelompok-kelompok pekerjaan yang sejenis atas alasan tertentu.
c.   Pembagian kerja
Yaitu mendistribusikan pekerjaan yang dipecah-pecah menjadi kecil-kecil sehingga mudah dikerjakan oleh setiap orang kepada personalia yang ada.
d.   Pelimpahan wewenang
Yaitu mendistribusikan wewenang kepada personalia yang diberikan tugas. Tanpa adanya pelimpahan wewenang ini, maka bawahan/pelaksana akan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya dengan baik.
e.   Rentangan Kontrol
Yaitu menciptakan hierarki organisasi yang realistis dan efektif sehingga semua aktivitas dapat dipantau oleh atasan dengan baik.
f.    Kesatuan Perintah
Yaitu seorang bawahan/pelaksana hanya mempunyai satu alasan darimana ia diperintah dan kepadanya ia memberikan pertanggungjawaban.
g.   Koordinasi
Yaitu usaha mengerahkan dan menciptakan keselarasn pada semua aktivitas yang dilaksanakan sehingga dapat menunjang pada pencapaian tujuan.
4.   Actuating (Menggerakkan)
Adalah usaha menggerakkan anggota organisasi agar mau bertindak dan bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam manajemen unsure/fungsi ini adalah fungsi yang strategis dan kompleks karena fungsi ini adalah merupakan aktivitas yang secara langsung berhubungan dengan orang per orang; yaitu usaha untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia untuk suka rela atau terpaksa untuk mencapai tujuan organisasi.
5.   Controlling (Pengawasan)
Adalah serangkaian aktivitas pengawasan guna menjamin tercapainya tujuan sebagaimana yang direncanakan. Jadi maksud adanya pengawasan ini adalah untuk menjamin bahwa kegiatan-kegiatan yang telah dipolakan dalam rencana akan dilaksanakan sebagaimana mestinya sesuai dengan rencana, dan apabila trejadi penyimpangan maka melalui mekanisme pengawsan ini akan dapat dicari jalan keluarnya yang tidak mengakibatkan lepasnya tujuan semula.

Secara geris besarnya, pengawasan ada 2 macam:
·     Pengawasan Preventif
                Yaitu pengawasan yang dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan atau kesalahan.
·     Pengawasan Represif
Yaitu pengawasan yang dilakukan setelah terjadinya penyimpangan atau kesalahan. Pengawasan ini kurang efektif dan banyak pemborosan.
6.   Evaluating (Pengevaluasian)
Fungsi evaluasi dibutuhkan untuk menentukan tercapai atau tidaknya tujuan organisasi. Dari tahap analyzing hingga controlling dilihat kembali secara bersama-sama untuk merefleksi kembali apakah proses dan tindakan yang dilakukan sudahkah maksimal atau belum untuk mewujudkan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya. Maka dari itu perlu adanya evaluasi di setiap akhir suatu kegiatan sekecil apapun kegiatan itu. Agar kesalahan yang ada selama proses dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah disepakati tidak terulang.
Dari beberapa ulasan dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya manajemen organisasi adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari aktivitas menganalisa, merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan , mengawasi dan mengevaluasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya organisasi (manusia dan alam).
Jangan pernah percaya pada materi yang saya sampaikan sebelum anda semua mempraktekkan langsung, bersinggungan bahkan bergelut dengan yang namanya ORGANISASI.
Pesan saya amalkan sesedikit atau sekecil apapun ilmu yang anda dapat hari ini, karena hal tersebut akan awet dan terkenang dalam hidup anda sekalian. Dan dengannyalah akan menjadi orang yang tidak biasa tapi menjadi orang yang luar biasa.
SELAMAT BERORGANISASI.


Referensi :
Jonassen, Jan. R. 2009. Motivasi Kepemimpinan. Yogyakarta: Siklus.
 teknikkepemimpinan.blogspot.com




May 10, 2012

Balada Menggantung Skripsi


Tulisan ini berawal dari ketika aku melihat status salah satu kawanku di akun Facebook miliknya. Ia mengatakan bahwasanya “untung saja skripsi gag bisa ngomong, kalo bisa ngomong, pasti dia akan protes dan menuntut karena sudah digantung berhari-hari “tak disentuh sama sekali”.

Kira-kira begitulah inti dari status di akun FB-nya. Dari situ jadi sadar diri, beberapa waktu lalu juga sempat “menggantung” si skripsi. Pernahkah kita sejenak merenung mengenai etika kita ataupun sikap kita terhadap apa saja yang telah kita lakukan terhadap tugas-tugas ataupun pekerjaan yang ada di depan kita. Utamanya di sini adalah tugas akhir atau skripsi kita. Memang keadaannya sangatlah berbeda dengan ujian nasional. Kalau ujian nasional ada patokan nilai dan waktu yang mengejar kita. Jika kita tak mengikuti ujian pada waktu yang ditentukan, ya sudah…kata TIDAK LULUS pastilah akan ada dihadapan kita.

Bedanya dengan skripsi, kita bisa mengerjakannya sesuka kita, semaunya kita, seluang waktu kita, dan bisa sesuaikan dengan target yan mungkin telah kita rencanakan sebelumnya. Namun, namanya juga manusia. Kadang target yang sudah direncanakan dengan sangat indah harus sedikit atau bahkan malah 180 derajat berubah, karena memang begitu banyaknya godaan yang melingkupi kita. Berbagai macam alasan kemudian datang sebagai sebab “menggantung” skripsi. Susah ketemu dosenlah, buku referensi yang gag nemu-nemu juga, kepikiran ganti judul, atau malah sempet mikir ngapain cepet2 nyelesain skripsi, lagian mau ngapain to habis lulus?? Itulah kira2 beberapa alasan yang kemudian menjadi awal digantungkannya skripsi.

Tak ingatkah ketika awal membuat proposal pengajuan skripsi atau perjuangan yang begitu menggebu memformulasikan judul untuk skripsi kita??? Direwangi nyari buku referensi kesana kemari, direwangi baca buku sampai lewat tengah malam, direwangi diskusi dengan beberapa orang, eh…giliran uda sampai tengah jalan di anggurin gitu aja, digantung, ditelantarkan. Tak ingatkah juga jika ada orang diluar sana sedang menunggu skripsi kita kelar; ayah, ibu, adek, kakak, juga bagi calon mahasiswa yang ingin mendaftarkan diri mereka di jurusan yang kita ambil juga. Mari sejenak merenungkannya.

Kalau saja skripsi itu bisa ngomong, pasti dia akan berontak. Betapa sabarnya ia, kadang tanpa berpikir ngomel-ngomel sama si skripsi, “kamu tuh bikin aku pusing! Dah tak kerjain sampai begadang2 tiap hari masih saja di revisi terus!” Dan tak lama kemudian si skripsi udah dilempar begitu aja ke pojok kamar. Dan dia pun masih begitu sabar menunggu “disentuh” untuk direvisi kembali.

Skripsi tak pernah mengeluh, protes atau menuntut ketika “digantung”. Bahkan ketika tak diteruskan pun atau ganti judul pun ia menerima dengan sangat ikhlas. Maka bagi temen2 yang sedang menempuh skripsi, mari terusi dengan tekun apa yang sudah kita mulai. Perlakukan skripsi yang telah kita ambil dengan perlakuan yang layak. Bagaimana pun juga kita harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah kita pilih. Ayo semangat dan tekun menyelesaikan tugas akhir kita. Apa pun yang kemudian menghambat jalan kita, hadapilah dengan ikhlas dan sabar. Bagaimanapun juga itulah bagian dari perjalanan hidup kita. Sekali lagi selamat menyelesaikan tugas akhir sesuai dengan target yang telah direncanakan. ^_^