Tanggal 18 Desember menjadi tanggal yang mungkin nantinya menjadi sejarah bagi temen-temen IMM PB 2. Entahlah,,,sore itu tak ada gurat kekecewaan walaupun beberapa dari orang yang sudah hadir seperti Eng, Tata, Hapiz, dan juga aku menampakkan muka-muka kecapekan. Mungkin karena sisa kelelahan yang mendera malam sebelumnya. Positive thinking ajalah. Walaupun sebenarnya dalam hati aku merasa sedikit kecewa. Yagh,,,lagi-lagi kecewa dengan respon temen-temen yang tak sesuai harapanku. Waktu sudah menunjukkan jan 16.01 waktu bagian UAD, namun baru 7 orang yang hadir. Padahal sebagai ketua bidang organisasi, aku telah mengundang mereka jam 15.19 waktu UAD. Sampai akhirnya Tata bilang, udah jam 15.61 menit nih! Kupikir mana ada??? Salah satu ekspresi kekecewaan mungkin. Karena Eng telah bersusah payah membeli rambutan untuk evaluasi, ya sudah sambil ngomong ngalor ngidul gag jelas hamparan rambutan dan gorengan yang rencana akan di pakai untuk konsumsi evaluasi, ludes di makan. Apalagi setelah Pram, Sodik, dan haryadi datang, langsung sikat. Dalam sekejap, hamparan makanan yang ada di atas tikar benar2 sudah berpindah ke perut-perut orang-orang yang hadir saat itu.
Sampailah akhirnya tibalah pada pembicaraan yang agak serius. Tantingan mengenai masihkah akan berjuang di IMM PB 2, berhijrah ke organisasi lain ataukah memutuskan untuk OFF. It’s hard to say goodbye sebenarnya dengan IMM PB 2, berat sekali rasanya. Tapi jika meninggalkannya untuk kemajuan adalah hal yang terbaik, kenapa tidak. Satu demi satu dari yang hadir, mengungkapkan alasan masing2 kenapa masih ingin berjuang bersama PB 2 dan juga ada beberapa yang menyatakan OFF, tak terkecuali aku. Entahlah, ingin sekali tak berkutat dengan organisasi, sejenak mengistirahatkan hati dan pikiran ini. Tak baik sekali sebenarnya. Kalau naik ke cabang, aku berargumen tergantung yang melobi saya, bisa gag meluluhkan dan menaklukan hati saya dengan argumennya. Tak terkecuali sang Ketum, menyatakan hal yang sama denganku, ingin OFF setelah periode ini. Bahkan tak ada keinginan untuk naik ke cabang atau KORKOM, mau mempersiapkan masa depan katanya. Hmm…cita-cita yang indah sekali Hapiz.^_^. Masih juga ada yang dilema memberikan jawaban terkait perjuangan mereka. Iim dan Sodik, masih dilemma memikirkannya. Tapi aku cukup lega mendengar jawaban Suci dan Eng yang menyatakan bahwa mereka masih mau meneruskan untuk menjadi awak kapal perjuangan IMM PB 2. Subhanallah. Seharusnya kita memang harus memiliki nafas yang panjang, utamanya dalam berjuang di jalan Allah, berlomba-lomba untuk kebaikan. Tapi itulah keputusan dari masing-masing individu yang sekali lagi tak bisa dipaksakan. Aku yakin mereka yang OFF tak akan meninggalkan PB 2 begitu saja. Dukungan berupa tenaga dan pikiran pun kupikir tak akan keberatan diulurkan jika dari temen2 PB 2 membutuhkan.
Sangat berat rasanya jika hrus meninggalkan komisariat. Karena dari sinilah kami mendapatkan saudara, belajar, berproses untuk menjadi manusia – manusia yang insyallah bisa berguna bagi orang-orang di sekitar kami. Bagiku pribadi, komisariat sudah menjadi rumah kedua setelah kos. Tiga tahun bertahan di komisariat bukanlah waktu yang singkat, bukanlah waktu yang tak ada harganya. Banyak ilmu dan juga saudara yang didapatkan. Kegembiraan dan juga kesedihan ada di sana. Tapi semua itu indah kurasakan. Sekali lagi It’s hard to say goodbye. Thank you for being my friend. Semoga perjuangan ini akan selalu terkenang di ingatan kita semua.
*Tulisan ini saya dedikasikan untuk kawan seperjuangaku di IMM PB 2 periode 2009/2010 umumnya dan khususnya kepada IMMawan Hapiz, IMMawati Tata, IMMawati Wuri, IMMawati Tiwi.